• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

Trump-Musk Tag Team: Efisiensi atau Efek Ketawa?

ByAdmin

Apr 7, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Dunia politik Amerika Serikat belum pernah se chaotic ini sejak reality show bertemu roket luar angkasa. Kemarin, pada tanggal 6 April 2025, lebih dari 1.200 kota di 50 negara bagian AS menjadi saksi unjuk rasa besar-besaran bertajuk “Hands Off,” sebuah protes yang seolah-olah mengatakan, “Tolong, jangan pegang apa pun lagi!” kepada duo paling kontroversial di panggung politik saat ini: Presiden Donald Trump dan “penasihat efisiensi” tidak resmi, Elon Musk. Dari Washington DC hingga Los Angeles, dari New York hingga Chicago—bahkan meluas ke Berlin, London, dan Lisbon—rakyat turun ke jalan dengan bendera terbalik, spanduk sarkastik, dan kemarahan yang cukup untuk menyalakan kota kecil. Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini soal efisiensi pemerintahan atau sekadar efek ketawa dari eksperimen politik paling absurd tahun ini?

Empat bulan sejak Trump kembali menduduki Gedung Putih setelah kemenangan di Pemilu 2024, rakyat AS sudah merasa seperti naik roller coaster tanpa sabuk pengaman. Kebijakan-kebijakan yang digulirkan—dari perang dagang yang bikin harga sabun mandi melambung hingga pemecatan massal pegawai federal—membuat banyak orang bertanya: ini serius atau prank tingkat tinggi? Dan di tengah kekacauan itu, masuklah Elon Musk, miliarder eksentrik yang biasanya sibuk mengirim roket ke Mars atau memposting meme di X, tapi kini jadi “penutup botol” di Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE)—ya, singkatan itu memang terdengar seperti lelet jalannya, tapi dampaknya cepat bikin orang pusing.

Awal Mula: Musk Masuk Gedung Putih

Kisah ini dimulai saat Trump, yang didukung dana melimpah dari Musk selama kampanye 2024, memutuskan untuk membayar utang budi dengan cara yang paling Trump: tanpa basa-basi dan tanpa aturan. Tanpa proses hukum formal, tanpa pelantikan, dan tanpa persetujuan Senat, Musk tiba-tiba diumumkan sebagai kepala DOGE, sebuah departemen baru yang katanya akan “memangkas lemak” dari birokrasi AS. “Elon adalah jenius efisiensi,” kata Trump dalam konferensi pers yang lebih mirip stand-up comedy daripada pidato resmi. “Dia bisa bikin Tesla jalan sendiri, jadi kenapa tidak bikin pemerintah jalan lebih cepat?”

Musk, dengan senyum khasnya yang setengah serius setengah bercanda, langsung mengambil alih. Dalam hitungan minggu, DOGE—yang entah kenapa terdengar seperti parodi koin kripto yang pernah dia promosikan—mengeluarkan keputusan brutal: 56.000 pegawai federal dipecat, 75.000 lainnya “diusulkan” untuk pensiun dini. “Ini seperti membuang bagian mobil yang tak perlu,” tweet Musk dari akun X-nya, disertai emoji roket dan tawa. Tapi bagi puluhan ribu keluarga yang tiba-tiba kehilangan penghasilan, ini bukan lelucon—ini bencana.

Baca juga : PERANG SAUDARA vs BENCANA ALAM: SAGAING MEMBARA! PASUKAN REVOLUSI NUG GENCATAN SENJATA, TAPI MILITER JUNTA TEMBAK MATI TIM PENYELAMAT!

Baca juga : Korupsi Membara, Elite Bertumbangan! Serbia dalam Cengkeraman Revolusi yang Tak Bisa Dihentikan!

Baca juga : Dunia Terguncang! Duterte Ditangkap dan Diterbangkan ke Den Haag untuk Menghadapi Keadilan!

Reaksi Rakyat: Bendera Terbalik dan Spanduk Nyeleneh

Tanggal 6 April menjadi puncaknya. Koordinasi lelet tapi pasti lewat media sosial—ironi, mengingat Musk punya X—membawa jutaan orang ke jalanan. Di Washington DC, kerumunan memadati National Mall dengan spanduk bertulisan, “Efisiensi? Kami Cuma Mau Bisa Beli Sabun!” Di New York, seorang demonstran membawa replika roket SpaceX bertuliskan, “Kirim DOGE ke Mars, Bukan ke Kami!” Sementara di Los Angeles, sekelompok pelawak jalanan menggelar “Trump-Musk Roast” dadakan, lengkap dengan impersonator yang melempar dolar mainan ke penonton.

Bendera AS yang dikibarkan terbalik jadi simbol utama. Dalam tradisi Amerika, ini tanda negara dalam bahaya—dan bagi para pengunjuk rasa, bahayanya nyata. Harga kebutuhan pokok melonjak gara-gara perang dagang Trump dengan hampir semua negara yang punya pelabuhan. Dana pensiun dipotong dengan alasan “efisiensi anggaran.” Aturan toleransi dan afirmasi di sekolah serta kantor dibuang, diganti dengan retorika “kembali ke masa kejayaan” yang samar-samar. “Ini bukan efisiensi,” kata Maria Gonzalez, seorang mantan pegawai federal yang ikut protes di Chicago. “Ini seperti mereka main Monopoly dengan hidup kami, dan Musk yang pegang dadu.”

DOGE: Departemen atau Drama?

Di balik semua ini, DOGE jadi sorotan utama. Departemen yang katanya tak punya dasar hukum itu bergerak cepat—terlalu cepat, kata banyak orang. Pemecatan massal pegawai federal bukan cuma soal angka; itu soal cara. Tak ada pemberitahuan resmi, tak ada masa transisi. “Saya dapat email jam 3 pagi yang bilang, ‘Terima kasih atas pengabdian Anda, silakan kosongkan meja Anda besok,'” cerita John Delaney, analis data berusia 52 tahun yang kini jadi pengangguran. “Efisiensi macam apa ini? Saya bahkan nggak sempat ambil tanaman kaktus saya!”

Hakim federal akhirnya turun tangan, memvonis bahwa metode DOGE melanggar prosedur administratif. Tapi putusan itu, yang detailnya masih simpang siur, tak serta-merta membalikkan keadaan. “Musk dan Trump seperti duo superhero yang lupa baca buku pegangan,” kata Senator Elizabeth Warren dalam wawancara dengan CNN. “Mereka pikir efisiensi itu cuma soal tebas sana-sini, tapi ini pemerintahan, bukan perusahaan startup.”

Musk, tentu saja, tak tinggal diam. Dari akun X-nya, dia balas kritik dengan gaya khas: “Kalau Anda tak suka efisiensi, coba kerja di Tesla. Oh tunggu, Anda mungkin tak tahan 80 jam seminggu!” Tweet itu langsung viral, tapi bukannya meredakan amarah, malah bikin hashtag #HandsOffMusk trending worldwide.

Dunia Ikut Bersuara

Protes tak cuma di AS. Di Berlin, ratusan orang berkumpul di depan Kedutaan AS dengan spanduk, “Jangan Ekspor Drama Kalian ke Sini!” Di London, sebuah kelompok aktivis menggelar “DOGE Day,” lengkap dengan anjing-anjing berpakaian jas yang membawa papan bertulisan, “Kami Lebih Efisien dari Elon.” Lisbon, Paris, dan bahkan Tokyo ikut-ikutan, menunjukkan bahwa apa yang terjadi di AS bukan cuma urusan domestik—ini jadi tontonan global.

Bagi banyak orang di luar AS, Musk dan Trump adalah simbol kapitalisme liar yang kebablasan. “Dia miliarder yang bikin mobil listrik, tapi sekarang dia matiin lampu buat kami,” kata Hans Müller, pengunjuk rasa di Berlin. “Ini seperti film komedi, tapi kami yang bayar tiketnya dengan pajak.”

Efisiensi atau Efek Ketawa?

Jadi, apa yang sebenarnya kita saksikan? Apakah ini efisiensi pemerintahan ala Trump-Musk, atau cuma efek ketawa dari eksperimen politik yang kelewat batas? Bagi pendukung Trump, ini adalah janji kampanye yang ditepati: kurangi birokrasi, hemat anggaran, bikin Amerika “hebat lagi.” Tapi bagi jutaan pengunjuk rasa, ini adalah lelucon buruk yang harganya terlalu mahal—dibayar dengan pekerjaan, stabilitas, dan sedikit kewarasan.

Di tengah semua ini, Trump dan Musk tampak tak tergoyahkan. Trump terus menggelar rapat umum, menyebut para pengunjuk rasa “pecundang yang tak paham kehebatan.” Musk, sementara itu, sibuk memposting meme tentang “revolusi efisiensi” sambil sesekali menggoda ide mengirim drone SpaceX untuk “mengawasi protes.” Entah mereka benar-benar punya rencana atau cuma main tebak-tebakan, satu hal jelas: tag team ini berhasil bikin dunia tertawa—dan menangis—dalam waktu bersamaan.

Hari ini, 7 April 2025, protes masih berlanjut, meski intensitasnya mulai reda. Tapi pertanyaan besar tetap menggantung: akankah duo ini berhasil membuktikan bahwa efisiensi mereka bukan cuma omong kosong? Atau akankah “Hands Off” jadi awal dari perlawanan yang lebih besar? Satu yang pasti, dalam reality show politik ini, kita semua jadi penonton—mau tak mau. By Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Baca juga :

PERANG SAUDARA vs BENCANA ALAM: SAGAING MEMBARA! PASUKAN REVOLUSI NUG GENCATAN SENJATA, TAPI MILITER JUNTA TEMBAK MATI TIM PENYELAMAT!

Dunia Terguncang! Duterte Ditangkap dan Diterbangkan ke Den Haag untuk Menghadapi Keadilan!

Eropa sebagai Penyelamat: Zelenskyy Mencari Sekutu Baru Setelah Dikhianati AS

Zelenskyy Siap Korbankan Tahta Demi Perdamaian, Dunia di Ambang Titik Balik!

Donald Trump Resmi Dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, Janji Era Keemasan

Harapan Damai di Ujung Tanduk: Gencatan Senjata Hamas-Israel Terancam Gagal

Uni Eropa Bersiap Guncang Dunia dengan Hentikan Hubungan dengan Israel!

Skandal Pemalsuan Catatan: Ajudan Netanyahu Diduga Ubah Fakta Penting di Tengah Krisis Nasional!

Jeritan Damai di Gaza: Harapan yang Hancur di Tengah Kobaran Api Perang

Agresi Israel terhadap Iran: Serangan Terencana dan Dampaknya di Timur Tengah

Kolonel Gugur, Perang Tak Berujung: Gaza Terbakar dalam Api Konflik Tanpa Akhir

Kejamnya Israel: Sebar Pamflet Jasad Sinwar, Picu Kecaman Dunia!

Netanyahu Terancam! Serangan Drone Mengguncang Rumahnya di Tengah Badai Perang Tanpa Akhir

Sanders Kritik Serangan Israel dan Serukan Penghentian Dukungan Senjata AS

Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup

Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!

Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global

Pertemuan Sejarah di Kairo: Fatah dan Hamas Bersatu Demi Masa Depan Gaza yang Tak Tergoyahkan

Kebiadaban Israel: Serangan Brutal Gaza Tewaskan 42.000 Warga Sipil Tak Berdosa

Indonesia Bangkit: Dukungan Penuh untuk Palestina di Tengah Krisis Gaza, Jokowi Serukan Tindakan Dunia Setelah 1 Tahun Perang Israel-Gaza

Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi

Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon

Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam

Aliansi Global: Eropa, Arab, dan Dunia Muslim Bersatu untuk Wujudkan Palestina Merdeka di Tengah Konflik Gaza

Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!

Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!

Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang

Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB

Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!

Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina

Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia

Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional

Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!

IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat

Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik

Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan

Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai

Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza

“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024

Pendekatan Berani Sarah Friedland: Pidato Penghargaan di Festival Film Venesia Soroti Konflik Israel-Palestina

Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’

Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina

Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga

Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS

Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden

Sinergi Ekonomi: Kamala Harris Fokus Pada Tingginya Biaya Hidup dalam Pidato Kebijakan Ekonomi Pertama

Pertemuan Tingkat Tinggi di Shanghai: Upaya Stabilisasi Hubungan Ekonomi AS-Tiongkok di Tengah Ketegangan Perdagangan

Tantangan Ekonomi Triwulan III: Prospek Pertumbuhan di Bawah 5 Persen Akibat Perlambatan Industri dan Konsumsi

Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang

Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia

Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salem

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *