Jakarta, Kowantaranews.com -Puluhan mantan pekerja PT Sri Rejeki Isman (Sritex) mengubah jalanan elite di Kecamatan Laweyan, Surakarta, menjadi “panggung kemarahan” pada Jumat (21/3/2025). Dengan membawa spanduk bertuliskan “THR atau Kami Bongkar Harta Tersembunyi Bos!”, mereka tidur di aspal panas di depan rumah megah Iwan Lukminto, Direktur Sritex. Aksi ini diwarnai nyanyian lagu perjuangan seperti “Buruh Tani Melawan” dan orasi yang menyindir gaya hidup mewah sang bos.
Aksi Teatrikal di Depan Rumah Mewah Bos Sritex: Tidur di Jalan, Nyanyikan Lagu Perlawanan
“Kami sengaja tidur di sini supaya Pak Iwan tahu, buruhnya sudah seperti mayat hidup. THR tak dibayar, pesangon tak jelas, tapi beliau bisa tidur nyenyak di rumah mewah ini!” teriak Murjioko, koordinator aksi dari Partai Buruh, sambil menunjuk pagar tinggi yang mengelilingi rumah senilai puluhan miliar rupiah tersebut.
Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa. Para peserta datang dari berbagai kota di Jateng—Semarang, Kendal, Jepara, hingga Wonogiri—dengan misi menciptakan tekanan psikologis ke pemilik Sritex. Mereka menuntut pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan pesangon paling lambat H-7 Lebaran, atau ancaman “membongkar harta tersembunyi bos” akan dieksekusi.
Dua Tuntutan yang Mengguncang: THR H-7 Lebaran dan Ancaman ‘Pembongkaran’
Dalam konferensi pers di Taman Sriwedari, Ketua KSPI Jateng Aulia Hakim membeberkan dua tuntutan panas:
- Pembayaran THR untuk 15.000 mantan buruh Sritex yang di-PHK secara sepihak.
- Pesangon lengkap, termasuk uang penghargaan masa kerja, penggantian hak 15%, dan dana koperasi yang diduga raib.
“THR ini bukan sekadar uang, tapi nyawa untuk kami menyambut Lebaran. Kalau Sritex tak bayar, kami akan buka borok-borok perusahaan ini ke publik. Dari harta tersembunyi sampai aliran dana BPJS yang misterius!” tegas Aulia, disambut sorak massa.
Ancaman “membongkar harta bos” merujuk pada dugaan bahwa Iwan Lukminto—pengusaha tekstil terkaya di Jateng—menyimpan aset di luar proses kepailitan Sritex. Kabar ini semakin panas setelah beredar video Iwan mengendarai mobil mewah terbaru di akun media sosialnya, sementara ribuan buruhnya mengantre sembako.
Kepailitan Sritex: Buruh Jadi Korban, Bos Tetap Berkibar
PT Sritex, raksasa tekstil yang pernah menjadi pemasok seragam militer AS dan Eropa, resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surakarta pada 2024. Namun, proses kepailitan ini justru menjadi bencana bagi buruh. Menurut UU Kepailitan, pembayaran hak buruh harus menunggu likuidasi aset perusahaan—proses yang bisa memakan tahunan.
“Kami tak mau jadi tumbal kepailitan. Kurator bilang tak ada uang, tapi bosnya masih hidup mewah. Ini jelas permainan!” protes Widada, Ketua Serikat Eks Pekerja Sritex.
Fakta yang memicu kemarahan:
- Utang Sritex mencapai Rp 12 triliun, termasuk Rp 6 miliar premi BPJS Ketenagakerjaan yang diduga diselewengkan.
- PHK massal 15.000 buruh dilakukan tanpa mekanisme bipartit, melanggar UU Ketenagakerjaan.
- Aset Iwan Lukminto dilaporkan mencapai Rp 3 triliun, termasuk rumah mewah, apartemen di Singapura, dan koleksi mobil antik.
“Kalau kurator tak bisa bayar, kenapa Pak Iwan tidak pakai hartanya sendiri? Dia tak akan miskin meski bagi 1% kekayaannya untuk kami!” desak Widada.
Skandal BPJS Rp6 Miliar dan Uang Koperasi yang Raib
Selain tuntutan THR dan pesangon, aksi ini juga menyoroti dua skandal finansial yang membara:
- Premi BPJS Ketenagakerjaan Senilai Rp6 Miliar
Menurut dokumen internal yang bocor, Sritex diduga tak membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan sejak 2023, padahal pemotongan gaji buruh tetap dilakukan. “Uang kami dipotong, tapi tak masuk ke BPJS. Ini penipuan sistematis!” ujar Murjioko. - Dana Koperasi Karyawan yang Hilang
Eks pekerja melaporkan bahwa dana koperasi senilai Rp 2,5 miliar—hasil iuran wajib karyawan—lenyap tanpa jejak. Diduga, dana ini dipakai untuk menutup utang perusahaan.
“Kami sudah laporkan ini ke Kejaksaan. Jika perlu, kami akan bawa pengacara untuk menggugat pidana!” tambah Murjioko.
Baca juga : Mengerikan! Sindikat Internasional Ekspor Kulit Mangrove Ilegal, Laut Maluku Menjerit!
Baca juga : BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!
Baca juga : Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Pemerintah Diam, Buruh Siap Eskalasi: “Solo Akan Kami Guncang!”
Respons pemerintah dinilai lamban. Meski Kepala Dinas Tenaga Kerja Surakarta Widyastuti Pratiwiningsih membuka posko pengaduan THR, para buruh menilai ini hanya formalitas. “Posko itu tak berguna. Kami butuh tindakan nyata, bukan sekadar inventarisasi laporan,” kritik Aulia.
Ancaman eskalasi sudah di depan mata. Partai Buruh mengklaim siap mengerahkan 5.000 massa untuk memblokade pabrik Sritex jika tuntutan tak dipenuhi. “Jika H-7 Lebaran THR tak cair, Solo akan kami lumpuhkan. Kami siap berhadapan dengan aparat!” ancam Murjioko.
Duka Buruh Sritex: Lebaran Tanpa Cahaya, Anak-anak Menangis Tak Bisa Beli Baju Baru
Di balik aksi yang gegap gempita, ada ratusan keluarga yang terpuruk. Seperti kisah Sutarmi (42), mantan pekerja Sritex asal Wonogiri, yang kini menjadi pemulung. “THR tahun lalu tak dibayar, tahun ini PHK. Anak saya minta baju Lebaran, tapi saya hanya bisa bilang: Tunggu sampai bos Sritex punya hati,” ujarnya sambil menahan tangis.
Banyak eks pekerja terpaksa bekerja serabutan—menjadi kuli bangunan, buruh cuci, atau pedagang asongan—dengan penghasilan di bawah Rp 20.000/hari. “THR Rp 5 juta dari Sritex bisa untuk modal usaha kecil. Tapi sekarang, kami seperti dihukum mati perlahan,” keluh Widada.
Analisis Hukum: Pelanggaran Berlapis dan Jalan Panjang Perjuangan Buruh
Pakar Hukum Ketenagakerjaan Universitas Sebelas Maret, Prof. Ahmad Syafii, menjelaskan bahwa Sritex telah melanggar tiga aturan sekaligus:
- UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan (PHK tanpa bipartit).
- UU No. 18/2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran (penundaan THR).
- UU Tindak Pidana Korupsi (jika ada penyalahgunaan dana BPJS).
“Buruh berhak menuntut pidana bagi direksi Sritex. Namun, mereka harus berjuang melalui pengadilan, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun,” paparnya.
Masyarakat Solo: Antara Simpati dan Kekhawatiran
Aksi ini menyita perhatian warga Surakarta. Sebagian mendukung, seperti Rusdi (50), pedagang kaki lima: “Saya ikut kesal lihat bos kaya raya tega sama buruhnya.” Namun, ada pula yang khawatir aksi akan berujung ricuh. “Jangan sampai Solo jadi medan perang buruh vs polisi lagi,” kata Lina, ibu rumah tangga di Laweyan.
Titik Nadir: Akankah Sritex Jadi Contoh Buruk Korporasi Indonesia?
Kasus Sritex bukan sekadar konflik buruh vs pengusaha, tapi cermin carut-marut tata kelola perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, buruh terjepit aturan kepailitan yang tak memihak. Di sisi lain, pemilik perusahaan bebas “cuci tangan” sambil menikmati kekayaan pribadi.
“Jika negara tak segera intervensi, ini bisa jadi preseden buruk. Perusahaan bangkrut, bos tetap kaya, buruh mati kelaparan,” tegas Aulia Hakim.
Epilog: Ancaman yang Menggema di Malam Surakarta
Saat matahari terbenam, para buruh masih bertahan di depan rumah Iwan Lukminto. Mereka menyalakan lilin dan meneriakkan yel-yel: “THR atau kami bongkar! THR atau kami bongkar!” Ancaman itu menggema di jalanan sepi, mengingatkan semua pihak bahwa pertarungan ini belum berakhir.
Di balik tembok rumah mewah, Iwan Lukminto tetap bungkam. Apakah ia akan mendengar jeritan buruh, atau menunggu hingga Solo benar-benar bergolak? Jawabannya mungkin akan datang di H-7 Lebaran—batas waktu yang menentukan apakah Lebaran ini akan berwarna kelabu… atau merah darah. By Kowantara
Foto Kowantaranews.com
- Berita Terkait :
Mengerikan! Sindikat Internasional Ekspor Kulit Mangrove Ilegal, Laut Maluku Menjerit!
BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!
Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari