Jakarta, Kowantaranews.com -Bencana tanah longsor yang melanda Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, membawa duka mendalam sekaligus tantangan besar bagi tim pencarian dan penyelamatan. Retakan tanah yang mengintai di atas lokasi bencana menjadi ancaman nyata yang menambah kompleksitas operasi penyelamatan di wilayah tersebut. Perlombaan melawan waktu terus berlangsung di tengah bayang-bayang potensi longsor susulan yang dapat memakan korban lebih banyak.
Hari Keempat Pencarian: Ancaman dari Retakan Tanah
Jumat (24/1/2025) menjadi hari keempat proses pencarian korban longsor di Desa Kasimpar. Operasi ini tidak hanya menghadapi medan yang sulit, tetapi juga tantangan dari retakan tanah yang berada di sekitar lokasi pencarian. Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Edy Prakoso, menyampaikan kekhawatiran bahwa retakan tanah tersebut dapat menimbulkan longsor susulan jika hujan turun.
“Retakan tanah di atas lokasi pencarian merupakan ancaman serius. Apabila hujan turun, air akan mengisi celah retakan, meningkatkan risiko pergerakan tanah dan longsor susulan,” ujar Edy.
Untuk mengurangi risiko, Basarnas membagi operasi pencarian menjadi tiga sektor utama, yakni di bawah rumah Sekretaris Desa (Sekdes) Kasimpar, di sekitar bekas kios pengisian bahan bakar, dan di area kafe Allo Empire. Ketiga lokasi ini merupakan titik berkumpulnya banyak orang saat longsor terjadi, sehingga menjadi fokus utama dalam pencarian korban.
Menemukan Korban di Tengah Ancaman
Pada hari Jumat itu, tim penyelamat berhasil menemukan dua korban lagi, menambah jumlah korban tewas menjadi 24 orang. Salah satu korban yang ditemukan adalah Aurel, anak perempuan dari Sekdes Kasimpar, Sularso. Jasad Aurel ditemukan di area persawahan sekitar 300 meter dari rumahnya. Sementara itu, satu korban lainnya, seorang laki-laki yang identitasnya belum diketahui, ditemukan di sekitar kafe Allo Empire.
Meskipun jumlah korban tewas terus bertambah, masih ada dua orang yang dilaporkan hilang. Rizky Aditya, Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 07/10 Pekalongan, menyatakan harapannya bahwa korban yang hilang dapat segera ditemukan.
“Kami berharap tidak ada lagi laporan tambahan orang hilang. Namun, hingga saat ini, fokus kami adalah menemukan dua korban yang masih dinyatakan hilang,” kata Rizky.
Baca juga : Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Baca juga : Harga Tinggi Dapur Program Gizi: UMKM Dipaksa Mundur?
Baca juga : Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Cuaca Menjadi Penentu
Rekayasa cuaca menjadi salah satu upaya untuk mencegah turunnya hujan di lokasi bencana. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko longsor susulan akibat retakan tanah. Namun, Edy Prakoso menegaskan bahwa keselamatan tim tetap menjadi prioritas utama.
“Jika cuaca memburuk dan hujan mulai turun, pencarian akan langsung dihentikan. Kami tidak ingin mengambil risiko terhadap keselamatan para petugas,” tegas Edy.
Selain ancaman dari cuaca, medan yang berat juga menjadi tantangan besar dalam proses pencarian. Kepala Polres Pekalongan, Ajun Komisaris Besar Doni Prakoso Widamanto, melaporkan bahwa sembilan titik di wilayah tersebut masih terisolasi akibat longsor. Untuk membuka akses, tiga ekskavator dikerahkan ke lokasi bencana.
“Kami fokus membuka akses menuju lokasi kejadian. Dengan area yang luas dan medan yang berat, diharapkan alat berat dapat segera dioptimalkan untuk pencarian korban yang masih tertimbun,” kata Doni.
Risiko Kesehatan Bagi Tim Penyelamat
Selain tantangan alam, tim penyelamat juga menghadapi risiko kesehatan. Kondisi korban yang sudah berada di lokasi selama beberapa hari menyebabkan jasad mulai membusuk. Hal ini meningkatkan risiko paparan bakteri bagi para petugas yang bertugas di lapangan.
Untuk itu, Basarnas mewajibkan seluruh petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) saat menangani korban. Setelah operasi selesai, mereka juga disterilkan menggunakan cairan disinfektan untuk memastikan tidak ada kontaminasi bakteri yang terbawa.
“Kami mengutamakan keselamatan dan kesehatan tim. Kondisi lapangan sangat berisiko, sehingga protokol kesehatan harus diterapkan dengan ketat,” jelas Edy.
Evakuasi Warga dari Zona Rawan
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi bencana telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sebanyak 16 orang yang sebelumnya tinggal di kawasan rawan longsor telah mengungsi ke rumah saudara dan kerabat mereka. Langkah ini diambil untuk menghindari potensi korban tambahan jika terjadi longsor susulan.
Komandan Kodim Rizky Aditya memastikan bahwa tidak ada lagi warga yang tinggal di sekitar lokasi bekas longsor. “Evakuasi mandiri telah dilakukan oleh warga yang berada di kawasan berisiko tinggi. Langkah ini penting untuk memastikan keselamatan mereka,” ungkap Rizky.
Trauma dan Harapan di Tengah Duka
Bencana ini tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma mendalam bagi masyarakat Desa Kasimpar. Kehilangan anggota keluarga, teman, dan tetangga menjadi beban emosional yang sulit dilupakan. Namun, di tengah duka, ada harapan untuk membangun kembali kehidupan yang lebih baik.
Sebagian warga mulai kembali beraktivitas di luar zona bencana, meskipun suasana masih diliputi kesedihan. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan menjadi langkah selanjutnya setelah pencarian korban selesai.
Upaya yang Tak Kenal Lelah
Perlombaan melawan waktu ini menunjukkan dedikasi tinggi dari tim penyelamat. Meski menghadapi berbagai tantangan, mereka tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pencarian korban dengan sebaik mungkin. Dengan dukungan alat berat, teknologi, dan kerja sama berbagai pihak, diharapkan seluruh korban yang masih hilang dapat ditemukan.
Bencana longsor ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi risiko bencana di daerah rawan. Langkah-langkah seperti penguatan struktur tanah, monitoring retakan, dan edukasi masyarakat perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Hingga saat ini, proses pencarian masih berlangsung. Setiap detik adalah perjuangan antara harapan dan ancaman. Retakan tanah yang mengintai menjadi simbol dari ketidakpastian, tetapi juga memacu semangat para petugas untuk terus berupaya, demi memberikan kepastian bagi keluarga korban yang menunggu di tengah ketidakpastian.
Dalam doa dan usaha, masyarakat Pekalongan bersatu menghadapi bencana ini, berharap bahwa pelangi akan muncul setelah badai yang berat ini berlalu. By Mukroni
Foto Kompas
- Berita Terkait :
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari