Gelombang Revolusi Mode Lebaran Gen Z yang Mengguncang Dunia
JAKARTA, KOWANTARANEWS.COM —Di tengah gemerlap lampu mal-mal megah Tangerang, Naura Safinatunnaja Mahsun (21) memilih untuk skip belanja baju Lebaran baru. “Baju tahun lalu masih bagus, kok. Buat apa beli baru kalau yang lama masih layak?” ujarnya sambil tersenyum. Keputusannya itu bukan sekadar penghematan, melainkan bagian dari gerakan besar-besaran Gen Z Indonesia yang kini menjadi sorotan global. Ya, gaya Lebaran berkelanjutan mereka tak hanya viral di TikTok atau Instagram, tapi juga menginspirasi desainer di New York, Paris, hingga Tokyo!
Bagaimana mungkin gaya sederhana anak muda di Tangerang bisa memengaruhi ibu kota mode dunia? Jawabannya terletak pada kombinasi kecerdasan digital, kesadaran lingkungan, dan kreativitas tanpa batas yang dimiliki Gen Z. Tren ini bahkan disebut-sebut sebagai “Revolusi Diam-Diam” yang mengubah wajah industri fashion global.
Dari Tangerang: Kisah Naura dan Blus Hitam yang Mengubah Pola Pikir
Naura, mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara, awalnya tak menyangka keputusannya untuk memakai baju Lebaran tahun lalu akan menjadi bagian dari narasi besar. Saat itu, ia hanya ingin menghindari pemborosan. “Gue enggak mau jadi korban tren. Baju lama masih nyaman, motifnya juga timeless,” katanya.
Namun, kisahnya berbelok ketika ia membeli blus hitam di sebuah toko mal Tangerang karena “tidak enak hati” menolak penjual. Blus itu akhirnya tak dipakainya untuk Lebaran, tetapi Naura membagikan ceritanya di Twitter. Postingannya meledak: 50 ribu retweet, 120 ribu likes, dan ribuan komentar dari netizen yang mengaku mengalami hal serupa.
“Ternyata banyak banget yang merasa tertekan harus beli baju baru setiap Lebaran. Kita mulai sadar: Why waste money and resources?” ujar Naura. Postingan itu bahkan dibagikan oleh akun @SustainableFashionNYC, komunitas mode berkelanjutan di New York, dengan caption: “Indonesia’s Gen Z is leading the way. Who’s next?”
Live E-Dagang: Nadia dan Pertarungan Split-Second di Aplikasi
Sementara Naura memilih reuse, Nadia Nur Shafwat (20) dari President University justru menjadi bukti bahwa membeli baju baru tak harus bertentangan dengan prinsip berkelanjutan. Mahasiswi Desain Komunikasi Visual ini membeli one set outfit warna mahogany via live e-dagang. “Waktu itu stoknya cuma 10, sementara pemirsa live-nya ribuan. Gue sampai ngeklik sampai jempol panas!” kisahnya.
Baju yang ia beli bukan sembarang outfit. Desainnya minimalis, bahan sejuk, dan cocok untuk dipakai sehari-hari. “Ini investasi jangka panjang. Gue bisa pakai buat Lebaran, kampus, atau nongkrong di kafe,” ujarnya. Prinsip Nadia sederhana: “Fashion harus fungsional, bukan sekadar pamer.”
Ternyata, strategi Nadia diamini oleh banyak Gen Z global. Survei Global Gen Z Fashion Report 2025 menyebutkan, 68% anak muda di AS dan Eropa kini lebih memilih pakaian multifungsi alih-alih one-time wear. Bahkan, desainer kondang seperti Stella McCartney dan Virgil Abloh (posthumous collection) mulai merilis koleksi “Eid-ready” dengan konsep serupa.
Baca juga : BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!
Baca juga : Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Baca juga : IKN: Proyek Mahal yang Justru Didorong oleh Keterbatasan Anggaran!
Shafira dan Kemenangan Gaya Nostalgia atas Abaya
Shafira Anggun Aulia (21), mahasiswi Universitas Tarumanagara, punya cerita berbeda. Dulu, ia selalu mengenakan abaya atau gamis saat Lebaran. “Tapi abaya itu kurang fleksibel buat daily. Akhirnya cuma numpuk di lemari,” akunya. Tahun ini, ia memilih baju one set warna oat yang dibeli via live e-dagang. “Modelnya timeless, bahannya adem, dan cocok buat jalan-jalan setelah Lebaran,” katanya.
Keputusan Shafira ini diamini oleh Tee Dina Midiani, pakar tren mode dari Indonesian Fashion Chamber (IFC). Menurutnya, Gen Z sedang membawa gelombang “Quiet Artistry”—gaya yang memadukan minimalisme, nostalgia, dan keberlanjutan. “Mereka tak lagi mau jadi fashion victim. Mix and match baju lama dan baru adalah bentuk pemberontakan terhadap fast fashion,” tegas Dina.
New York Terpukau: Koleksi “Java to Brooklyn” dan Embrio Kolaborasi
Dampak gaya Lebaran Gen Z Indonesia ternyata merambah jauh. Di New York, desainer ternama Olivia Cheng baru saja meluncurkan koleksi “Java to Brooklyn” yang terinspirasi dari tren mix and match ala Nadia dan Shafira. Koleksinya didominasi warna earthy tone dengan sentuhan bordir khas Jawa. “Saya terinspirasi oleh keberanian Gen Z Indonesia menolak fast fashion. Mereka proof bahwa sustainable bisa stylish,” kata Cheng dalam wawancara eksklusif dengan Vogue.
Tak hanya itu, platform e-dagang raksasa seperti Amazon dan Alibaba mulai membuka sesi live shopping khusus Lebaran, menampilkan produk lokal Indonesia. “Kami melihat potensi besar. Gen Z di sini (AS) juga mulai tertarik dengan konsep pre-loved fashion dan timeless design,” ujar Jane Foster, Direktur Pemasaran Amazon Fashion.
Ridwan dan Koko Putih yang Jadi Inspirasi TikToker AS
Jika perempuan punya cerita glamor, Ridwan Luhur Pambudi (22) membuktikan bahwa gaya minimalis pria pun bisa mendunia. Mahasiswa yang hanya mengenakan koko putih dan sarung pemberian pakdenya ini justru jadi sorotan TikTok. Video pendeknya yang berjudul “Lebaran Ala Sederhana, Hati Tetap Syahdu” ditonton 2,5 juta kali, termasuk oleh komunitas Muslim di AS.
“Banyak yang DM tanya di mana beli sarungku. Padahal itu hadiah dari pakde tahun 2023,” kata Ridwan tertawa. Tak disangka, sarung motif kotak-kotak yang ia kenakan ternyata diproduksi oleh pengrajin lokal Yogyakarta. Kini, pesanan dari luar negeri membanjiri pengrajin tersebut. “Ini rezeki tak terduga. Kami sampai kewalahan,” ujar Sardi, salah satu pengrajin.
Filosofi “Quiet Artistry”: Ketika Lembut Mengalahkan Glamor
Tee Dina Midiani menjelaskan, tren Quiet Artistry yang diusung Gen Z bukan sekadar gaya, tapi filosofi hidup. “Ini tentang menghargai proses, bukan hasil. Bordir tangan, kain tenun, atau warna alam—semua mengajak kita kembali ke esensi.”
Filosofi ini bahkan diadopsi oleh label-label mewah. Misalnya, Hermès baru saja merilis scarf limited edition dengan motif batik Lasem yang dibuat oleh pengrajin Indonesia. “Kami ingin merayakan keindahan yang tak berisik,” tulis kreator Hermès dalam rilis pers.
Dampak Ekonomi: Dari Tangerang ke Pasar Global
Gerakan ini tak hanya soal gaya, tapi juga dampak ekonomi. UMKM lokal di Tangerang, Bandung, dan Yogyakarta melaporkan kenaikan pesanan hingga 300% sejak awal Ramadan. “Dulu kami hanya supply ke pasar lokal. Sekarang ada permintaan dari Malaysia, Singapura, bahkan Eropa,” ujar Siti, pemilik usaha konveksi di Tangerang.
Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI mencatat ekspor produk fashion berkelanjutan Indonesia naik 45% di Q1 2025. “Ini bukti bahwa gaya Lebaran Gen Z bukan sekadar tren, tapi kekuatan ekonomi baru,” kata Sandiaga Uno, Menparekraf.
Tantangan ke Depan: Bisakah Gerakan Ini Bertahan?
Meski digandrungi, gerakan ini menghadapi tantangan. Fast fashion masih menggoda dengan harga murah, sementara produk berkelanjutan seringkali lebih mahal. Namun, Nadia yakin ini hanya masalah waktu. “Lambat laun, orang akan sadar bahwa membeli baju mahal tapi awet lebih worth it daripada beli murah tapi cuma sekali pakai.”
Tee Dina juga optimis. “Gen Z punya dua senjata: kreativitas dan teknologi. Mereka bisa menjadikan sustainability sebagai lifestyle, bukan paksaan.”
Lebaran 2025, Titik Balik Sejarah Mode
Dari blus hitam Naura di Tangerang hingga koleksi Java to Brooklyn di New York, gelombang gaya Lebaran Gen Z Indonesia telah menorehkan sejarah. Ini bukan sekadar soal baju, tapi perubahan paradigma: bahwa fashion bisa menjadi medium untuk menyelamatkan bumi, menghidupi pengrajin, dan menciptakan identitas budaya yang mendunia.
Seperti kata Naura, “Gue enggak mau jadi bagian dari masalah. Gue mau jadi bagian dari solusi.” Dan kini, solusi itu telah menyebar dari gang-gang sempit Tangerang hingga ke catwalk megah New York Fashion Week. Siapa sangka?
Tahun ini, Lebaran bukan lagi tentang siapa yang paling baru, tapi siapa yang paling bermakna. By Mukroni
Foto Tempo
- Berita Terkait :
BENCANA MEGA-DEFORESTASI: PUNCAK BOGOR JADI KUBURAN HUTAN, JAKARTA LUMPUH OLEH AIR MATA ALAM!
Dilema Besar! Pembangunan IKN atau Kesejahteraan Rakyat?
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari