Jakarta, Kowantaranews.com -Pada tahun 2025, dunia menyaksikan momen penting dalam sejarah persaingan teknologi global. Kemunculan Deepseek, sebuah kecerdasan buatan (AI) generatif asal China, dianggap sebagai titik balik dalam dominasi teknologi yang selama ini dikuasai oleh Amerika Serikat. Peristiwa ini dengan cepat dibandingkan dengan Krisis Sputnik pada tahun 1957, ketika Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama, Sputnik 1, yang memicu perlombaan teknologi ruang angkasa. Kali ini, medan pertarungan adalah kecerdasan buatan.
Deepseek diperkenalkan hanya beberapa hari yang lalu, namun dampaknya telah mengguncang dunia teknologi. Saham perusahaan-perusahaan besar yang berbasis pada teknologi AI mengalami penurunan drastis. Nvidia, Broadcom, Marvell Technology, dan Advanced Micro Devices (AMD) adalah beberapa nama besar yang sahamnya merosot tajam di bursa. Bahkan Nasdaq, indeks saham utama yang banyak diisi oleh perusahaan teknologi, anjlok hampir 4 persen pada 27 Januari 2025.
Teknologi Revolusioner dengan Biaya Rendah
Apa yang membuat Deepseek begitu istimewa dan mengancam dominasi Amerika Serikat? Pertama, biayanya yang sangat rendah. Deepseek hanya membutuhkan investasi sebesar 6 juta dolar AS untuk pengembangannya, jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya. Sebagai perbandingan, OpenAI menghabiskan 100 juta dolar AS untuk melatih model ChatGPT, Google mengeluarkan 191 juta dolar AS untuk Gemini, dan Meta menginvestasikan 720 juta dolar AS untuk Llama 3.
Keunggulan biaya ini tidak hanya menunjukkan efisiensi luar biasa, tetapi juga kemampuan Deepseek untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Deepseek dikembangkan menggunakan cip lama dengan kemampuan terbatas, sebuah kendala yang diubah menjadi keunggulan. Para insinyur di balik Deepseek berhasil menemukan metode inovatif untuk melatih model AI mereka, seperti skema komunikasi khusus antar cip, pengurangan ukuran bidang untuk menghemat memori, dan penggunaan pendekatan campuran model yang cerdas.
Hasilnya, Deepseek mampu mengungguli model AI generatif lainnya dalam berbagai uji tolok ukur oleh pihak ketiga. Deepseek mengalahkan GPT-4 dari OpenAI, Llama 3.1 dari Meta, dan Claude Sonnet 3.5 dari Anthropic dalam kemampuan pemecahan masalah kompleks, matematika, dan pengodean. Bahkan, Deepseek mampu menyamai atau melampaui kemampuan ChatGPT di berbagai tugas, termasuk dalam hal akurasi dan efisiensi.
Baca juga : Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Baca juga : Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Baca juga : Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Dampak Ekonomi dan Geopolitik
Kemunculan Deepseek tidak hanya mengancam posisi perusahaan teknologi Amerika Serikat, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang luas. Amerika Serikat, yang selama ini memimpin dalam pengembangan teknologi AI, kini harus menghadapi pesaing baru yang menawarkan solusi lebih murah dan efisien. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan perhatian serius terhadap perkembangan ini.
Ironisnya, Deepseek muncul di tengah kebijakan pembatasan penjualan cip canggih oleh Amerika Serikat ke China. Langkah ini awalnya bertujuan untuk memperlambat kemajuan teknologi China, tetapi ternyata justru mendorong inovasi yang lebih besar. Dengan mengandalkan cip lama, China menunjukkan bahwa keterbatasan sumber daya bukanlah penghalang untuk mencapai keunggulan teknologi.
Kekhawatiran Keamanan dan Disrupsi Pasar
Seperti halnya Krisis Sputnik, kemunculan Deepseek menimbulkan ketakutan dan kecemasan di negara-negara Barat. Keunggulan Deepseek yang luar biasa memicu pertanyaan tentang masa depan dominasi teknologi Amerika Serikat. Selain itu, ada kekhawatiran tentang potensi risiko keamanan yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi AI asal China ini.
Di sisi lain, perusahaan teknologi Amerika kini harus menghadapi ancaman disrupsi besar-besaran. Deepseek menawarkan layanannya secara gratis, sementara pesaingnya, seperti ChatGPT dan Gemini, mengharuskan pengguna membayar untuk mengakses fitur-fitur canggih. Hal ini tidak hanya membuat Deepseek lebih menarik bagi pengguna, tetapi juga mengubah dinamika pasar AI secara fundamental.
Pelajaran bagi Indonesia
Kemunculan Deepseek juga memberikan pelajaran berharga bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Dalam persaingan teknologi global, efisiensi dan inovasi sering kali lebih penting daripada sekadar memiliki sumber daya yang melimpah. China berhasil mengubah keterbatasan menjadi keunggulan, sebuah strategi yang patut dicontoh.
Bagi Indonesia, pengembangan kecerdasan buatan masih menjadi tantangan besar. Dibutuhkan investasi yang lebih besar dalam pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi. Program-program seperti Sahabat AI perlu ditinjau ulang untuk memastikan bahwa Indonesia mampu bersaing di panggung global. Selain itu, penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta.
Masa Depan Persaingan Teknologi
Kemunculan Deepseek menandai babak baru dalam persaingan teknologi global. Sama seperti Krisis Sputnik yang memicu perlombaan teknologi ruang angkasa, Deepseek kemungkinan akan mendorong perlombaan baru di bidang kecerdasan buatan. Amerika Serikat, yang selama ini menjadi pemimpin dalam teknologi AI, harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan dominasinya.
Sementara itu, China telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi pemain utama di panggung teknologi global. Dengan biaya rendah dan efisiensi tinggi, Deepseek adalah bukti nyata bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan sumber daya yang melimpah. Di tengah persaingan sengit ini, negara-negara lain harus belajar untuk beradaptasi dan mencari cara untuk tetap relevan.
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya akan merespons tantangan ini? Akankah mereka mampu mengembangkan teknologi yang lebih baik dan lebih efisien, atau akankah mereka tertinggal di belakang China? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: dunia teknologi tidak akan pernah sama lagi setelah kemunculan Deepseek. By Mukroni
Foto
- Berita Terkait :
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari