Jakarta, Kowantaranews.com -Di tengah krisis iklim global yang semakin mengkhawatirkan, Indonesia memiliki aset alam yang luar biasa: hutan mangrove. Ekosistem pesisir ini bukan hanya sekadar pemandangan hijau yang menyejukkan mata, tetapi juga penyimpan karbon terbesar di dunia yang berperan penting dalam menyelamatkan planet dari ancaman pemanasan global. Dengan luas mencapai 3 juta hektare, mangrove Indonesia menjadi benteng alami yang melindungi bumi dari kerusakan lingkungan. Namun, di balik potensi besarnya, mangrove juga menghadapi ancaman serius yang perlu segera diatasi.
Mangrove: Penyimpan Karbon Super Padat
Hutan mangrove Indonesia adalah salah satu ekosistem paling produktif dalam menyimpan karbon. Menurut penelitian terbaru, setiap hektare mangrove mampu menyimpan lima kali lebih banyak karbon dibandingkan hutan tropis dataran tinggi. Secara total, mangrove Indonesia menyimpan 3,14 miliar metrik ton karbon, yang setara dengan sepertiga stok karbon pesisir global. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai pemilik salah satu lumbung karbon terbesar di dunia.
Karbon tidak hanya tersimpan di pohon mangrove, tetapi juga di dalam tanahnya. Sebanyak 78% karbon tersimpan di dalam tanah mangrove, sementara 20% di pohon hidup dan 2% di pohon mati atau tumbang. Kemampuan ini membuat mangrove menjadi salah satu solusi alami terbaik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi perubahan iklim.
Peran Mangrove dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah ancaman nyata yang mengintai seluruh dunia. Emisi karbon yang terus meningkat menyebabkan suhu bumi naik, mencairnya es di kutub, dan meningkatnya frekuensi bencana alam. Di sinilah mangrove memainkan peran krusial. Dengan kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar, mangrove menjadi salah satu solusi alami terbaik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Namun, sayangnya, Indonesia telah kehilangan 40% hutan mangrove dalam tiga dekade terakhir. Deforestasi mangrove menyumbang 20% emisi gas rumah kaca dari sektor penggunaan lahan di Indonesia. Jika deforestasi ini dapat dihentikan, Indonesia mampu memenuhi seperempat dari target reduksi emisi 26% pada tahun 2020. Artinya, melindungi mangrove bukan hanya tentang menyelamatkan lingkungan, tetapi juga tentang memenuhi komitmen global dalam memerangi perubahan iklim.
Baca juga : Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Baca juga : Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Baca juga : Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Ancaman Serius terhadap Mangrove Indonesia
Meskipun memiliki peran yang sangat penting, mangrove Indonesia menghadapi ancaman serius. Salah satu penyebab utama kerusakan mangrove adalah konversi lahan untuk tambak udang, yang dikenal sebagai “revolusi biru”. Aktivitas ini marak di Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Timur. Pada tahun 2013, ekspor udang Indonesia mencapai 1,5 miliar dolar AS, yang menjadi salah satu pendorong utama konversi lahan mangrove.
Selain itu, penebangan liar, konversi lahan untuk pertanian, serta polusi dan tumpahan minyak juga turut merusak ekosistem mangrove. Deforestasi mangrove di Indonesia mencapai 6% dari total kehilangan hutan tahunan, meskipun mangrove hanya menutupi kurang dari 2% wilayah hutan negara. Kerusakan ini mengakibatkan hilangnya 190 juta metrik ton CO2 setiap tahun, yang setara dengan emisi dari 40 juta mobil dalam setahun.
Manfaat Ekonomi dan Sosial Mangrove
Mangrove bukan hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga bagi kehidupan masyarakat pesisir. Ekosistem ini menjadi sumber penghidupan bagi ribuan keluarga. Masyarakat memanfaatkan mangrove untuk memanen udang, kepiting, kerang, dan ikan, yang menjadi sumber penghasilan dan pangan. Kayu mangrove juga digunakan untuk bahan bangunan, kayu bakar, dan produksi arang.
Selain manfaat ekonomi, mangrove juga memiliki nilai budaya dan spiritual. Bagi masyarakat pesisir, mangrove adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak bisa dipisahkan. Mangrove juga menjadi destinasi ekowisata yang potensial, menarik wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Fungsi Ekologis yang Tak Tergantikan
Mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat vital. Akar mangrove yang kokoh berperan sebagai pelindung alami terhadap erosi pesisir, badai, dan gelombang besar. Mangrove mengurangi energi gelombang saat melalui hutan, sehingga melindungi daratan dari ancaman tsunami dan siklon tropis. Selain itu, mangrove juga menjadi habitat bagi berbagai spesies laut dan darat, termasuk ikan, burung, mamalia, dan reptil seperti Bekantan yang terancam punah.
Mangrove juga berperan dalam menjaga kualitas air dan siklus nutrisi. Akar mangrove menyerap polutan dan menyaring air, sehingga menjaga ekosistem pesisir tetap sehat. Tanpa mangrove, ekosistem pesisir seperti terumbu karang dan padang lamun juga akan terancam.
Upaya Pelestarian Mangrove
Menyadari pentingnya mangrove, berbagai upaya pelestarian telah dilakukan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal. Salah satu contohnya adalah program Rehabilitasi Mangrove Nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Program ini bertujuan untuk merestorasi 600.000 hektare mangrove yang rusak dalam lima tahun ke depan.
Selain itu, banyak komunitas lokal yang aktif terlibat dalam penanaman dan perawatan mangrove. Misalnya, di Desa Tanjung Rejo, Sumatera Utara, masyarakat setempat telah menanam ribuan bibit mangrove untuk melindungi pesisir dari abrasi dan gelombang besar. Upaya ini tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mangrove.
Mangrove: Harapan untuk Masa Depan
Mangrove Indonesia adalah karunia alam yang tak ternilai. Ekosistem ini bukan hanya penyimpan karbon terbesar di dunia, tetapi juga pelindung pesisir, penyedia sumber daya, dan penjaga keanekaragaman hayati. Namun, keberadaannya terancam oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab.
Melindungi dan merestorasi mangrove bukan hanya tentang menyelamatkan lingkungan, tetapi juga tentang menjaga masa depan kita dan generasi mendatang. Dengan upaya bersama dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa mangrove tetap menjadi benteng alami yang melindungi bumi dari ancaman perubahan iklim dan bencana alam. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari