Jakarta, Kowantaranews.com -Di tengah keprihatinan dunia akan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan, muncul sebuah solusi alami yang tak terduga: serai wangi (Cymbopogon nardus). Tanaman yang selama ini dikenal sebagai penghasil minyak atsiri dan pengusir nyamuk ini, ternyata memiliki peran besar dalam memulihkan lahan-lahan bekas tambang yang terluka. Di tangan para peneliti dan praktisi lingkungan, serai wangi telah menjadi pahlawan tak terduga yang membawa harapan baru bagi restorasi ekosistem.
Lahan Bekas Tambang: Warisan Kerusakan Lingkungan
Aktivitas pertambangan, terutama tambang batu gamping dan tanah liat, seringkali meninggalkan jejak kerusakan yang dalam. Lahan-lahan yang dulunya hijau dan subur berubah menjadi gersang, tandus, dan dipenuhi material sisa tambang. Tanah kehilangan kesuburannya, erosi mengancam, dan ekosistem alami pun hancur. Proses reklamasi menjadi tantangan besar, karena lahan bekas tambang seringkali sulit ditanami kembali akibat kondisi tanah yang buruk, kandungan logam berat, dan minimnya nutrisi.
Namun, di tengah keputusasaan itu, serai wangi muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Tanaman ini tidak hanya mampu bertahan di kondisi tanah yang ekstrem, tetapi juga membawa manfaat ekologis dan ekonomi yang luar biasa.
Serai Wangi: Tanaman Bandel dengan Segudang Manfaat
Serai wangi dikenal sebagai tanaman yang bandel dan mudah beradaptasi. Ia bisa tumbuh di berbagai jenis tanah, termasuk tanah bekas tambang yang miskin nutrisi. Akarnya yang kuat membantu menstabilkan tanah, mencegah erosi, dan memperbaiki struktur tanah yang rusak. Selain itu, serai wangi memiliki kemampuan fito-remediasi, yaitu menyerap logam berat dan zat beracun dari tanah, sehingga membantu membersihkan lahan terkontaminasi.
Keunggulan lain dari serai wangi adalah nilai ekonominya yang tinggi. Daunnya dapat dipanen untuk menghasilkan minyak atsiri (citronella), yang digunakan dalam industri kosmetik, obat-obatan, dan pengusir serangga. Limbah hasil penyulingan minyak atsiri pun tidak terbuang percuma, karena bisa dijadikan pakan ternak atau media tanam jamur tiram. Dengan demikian, serai wangi tidak hanya memulihkan lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Baca juga : Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Baca juga : Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Baca juga : Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Kisah Sukses di Lahan Bekas Tambang Batu Gamping
Salah satu contoh nyata keberhasilan serai wangi dalam reklamasi tambang dapat dilihat di Desa Kembang Kuning, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat. Di sana, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Narogong telah menanam serai wangi di lahan bekas tambang batu gamping dan tanah liat. Hasilnya sungguh menakjubkan: lahan yang dulunya gersang kini dipenuhi rumpun-rumpun serai wangi yang hijau dan subur.
Menurut Jufrill Appangallo, Kepala Teknik Tambang Batu Gamping SBI Pabrik Narogong, serai wangi telah berhasil tumbuh dan dipanen beberapa kali. “Tanaman ini sudah berumur setahun dan sudah beberapa kali dipanen daunnya untuk produksi minyak atsiri,” ujarnya. Selain itu, batang dan akar serai wangi juga digunakan sebagai bibit untuk memperluas area penanaman.
Keberhasilan ini tidak lepas dari rekomendasi para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Irdika Mansur, Kepala Laboratorium Riset Unggulan IPB, menjelaskan bahwa serai wangi dipilih karena kemampuannya tumbuh di berbagai kondisi tanah, termasuk lahan bekas tambang. “Serai wangi ini bandel, hampir tidak memerlukan perawatan sama sekali. Ia bisa tumbuh di tanah liat maupun batu gamping,” kata Irdika.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat
Program reklamasi dengan serai wangi tidak hanya membawa manfaat ekologis, tetapi juga dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. SBI Pabrik Narogong melibatkan masyarakat lokal dalam proses penanaman, penyulingan minyak atsiri, dan pengolahan limbah. Sebanyak 17 petani dari lima desa sekitar dilibatkan dalam program ini, mulai dari penanaman hingga produksi produk turunan.
Nur Lailiyah, General Affairs and Community Relation Manager SBI Pabrik Narogong, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari Sistem Mas Soeltan (Sistem Reklamasi Tambang yang Berdampak Sosial dan Berkelanjutan). “Kami melibatkan masyarakat dalam setiap tahapannya, mulai dari penanaman, penyulingan, hingga pengolahan produk,” ujarnya.
Hasilnya, masyarakat tidak hanya mendapatkan penghasilan dari penjualan minyak atsiri, tetapi juga dari pemanfaatan limbah serai wangi sebagai pakan ternak dan media tanam jamur tiram. Kotoran sapi yang dihasilkan kemudian diolah menjadi kompos untuk memupuk tanaman reklamasi, menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan.
Keunggulan Serai Wangi Dibanding Tanaman Lain
Menurut Irdika Mansur, serai wangi memiliki beberapa keunggulan dibanding tanaman lain yang biasa digunakan untuk reklamasi, seperti kacang-kacangan. “Tanaman kacang-kacangan memang bisa memperbaiki nitrogen di tanah, tetapi ia juga merambat dan bisa membunuh tanaman pionir lainnya. Selain itu, perawatannya mahal karena harus dipangkas secara rutin,” jelasnya.
Sementara itu, serai wangi tidak memerlukan perawatan intensif dan bisa tumbuh subur di berbagai kondisi tanah. “Lihat saja, di lahan bekas tambang yang tandus, serai wangi tetap hijau dan segar. Ini bukti bahwa tanaman ini sangat tangguh,” tambah Irdika.
Potensi Serai Wangi di Berbagai Lokasi Tambang
Keberhasilan SBI Pabrik Narogong dalam menggunakan serai wangi untuk reklamasi tambang telah menginspirasi perusahaan tambang lainnya. Beberapa perusahaan besar, seperti PT Arutmin Indonesia, PT Bukit Asam, dan PT Harita Nickel, juga telah mengadopsi serai wangi sebagai tanaman reklamasi.
Irdika Mansur menambahkan bahwa serai wangi telah digunakan di berbagai lokasi tambang di Indonesia, mulai dari Kalimantan, Sumatera, hingga Maluku. “Tanaman ini sudah terbukti efektif di berbagai kondisi lahan, baik di tambang batu bara, nikel, maupun emas,” ujarnya.
Masa Depan Reklamasi dengan Serai Wangi
Dengan segudang manfaat yang dimilikinya, serai wangi memiliki potensi besar untuk menjadi solusi berkelanjutan dalam reklamasi tambang. Tidak hanya memulihkan lingkungan, tanaman ini juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar dan mendukung prinsip ekonomi sirkular.
Ke depan, diperlukan lebih banyak penelitian dan kolaborasi antara perusahaan tambang, akademisi, dan masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan serai wangi. Dengan begitu, lahan-lahan bekas tambang yang terluka dapat kembali hijau dan produktif, membawa harapan baru bagi lingkungan dan generasi mendatang. By Mukroni
Foto Tempo
- Berita Terkait :
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari