Jakarta, Kowantaranews.com – Upaya mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali menemui jalan buntu, dengan negosiasi terhenti sejak Agustus 2025. Proposal gencatan senjata selama 60 hari yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir, yang mencakup pembebasan sebagian sandera dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Penolakan ini, ditambah dengan rencana Israel untuk melancarkan operasi militer baru di Kota Gaza, meningkatkan ketegangan dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah tersebut.
Sejak Juli 2025, negosiasi yang difasilitasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) menghadapi tantangan besar. Proposal terbaru menawarkan pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup dan jenazah 18 lainnya oleh Hamas, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, peningkatan aliran bantuan kemanusiaan, dan pembicaraan menuju gencatan senjata permanen. Namun, Hamas menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, termasuk dari koridor Philadelphi dan Netzarim, serta jaminan akhir permanen konflik. Sebaliknya, Israel bersikeras mempertahankan kehadiran militer untuk mencegah Hamas membangun kembali kekuatan militernya, sebuah posisi yang kini diperkuat dengan tuntutan pembebasan semua sandera sekaligus.
Hambatan utama lainnya adalah pertukaran sandera dan tahanan. Dari sekitar 59 sandera yang masih ditahan di Gaza, Israel memperkirakan hanya 20 hingga 24 orang yang masih hidup. Rasio pertukaran dan inklusi tahanan Palestina yang dihukum karena kejahatan serius tetap menjadi isu sensitif. Sementara itu, pembatasan bantuan kemanusiaan oleh Israel telah memicu kelaparan massal di Gaza. Pada Agustus 2025, otoritas keamanan pangan global mengonfirmasi kelaparan di Kota Gaza, dengan lebih dari 500.000 orang menghadapi kondisi ekstrem. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 63.000 warga Palestina tewas sejak Oktober 2023, dengan 90% infrastruktur Gaza hancur.
Krisis kemanusiaan semakin parah akibat serangan militer yang terus berlanjut. Pada 25 Agustus 2025, serangan udara Israel terhadap Rumah Sakit Nasser menewaskan delapan orang, termasuk lima jurnalis, memicu kecaman internasional. PBB memperkirakan biaya rekonstruksi Gaza mencapai $53 miliar dan memerlukan waktu puluhan tahun. Organisasi bantuan menyalahkan pembatasan Israel atas krisis kelaparan, menyerukan akses bantuan tanpa hambatan sebagai syarat utama untuk melanjutkan negosiasi.
Keterlibatan internasional tetap krusial, namun dinamika politik mempersulit proses. AS, di bawah Presiden Donald Trump, cenderung mendukung Israel, menyalahkan Hamas atas kegagalan perundingan. Qatar dan Mesir terus berupaya memediasi, tetapi kurangnya tanggapan resmi dari Israel sejak Agustus membuat negosiasi mandek. Sementara itu, pengakuan negara Palestina oleh Kanada, Prancis, dan Inggris meningkatkan tekanan pada Israel, meskipun Netanyahu menolak langkah ini sebagai “pemberdayaan terorisme.” Negara-negara Teluk Arab siap mendanai rekonstruksi Gaza, tetapi menolak keterlibatan Hamas dalam pemerintahan masa depan, mencerminkan kompleksitas politik di wilayah tersebut.
Mustafa Bargouti Peringatkan Indonesia: Menerima Pengungsi Palestina adalah Tipu Daya Israel
Prospek gencatan senjata jangka panjang tampak suram. Rencana Israel untuk operasi militer baru menunjukkan prioritas pada solusi militer, sementara Hamas tetap bertahan pada tuntutan penarikan penuh Israel. Ketidakpercayaan mutual dan perubahan posisi Israel menuju kesepakatan “semua atau tidak sama sekali” memperumit mediasi. PBB dan kelompok bantuan mendesak gencatan senjata segera untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut, tetapi tanpa kompromi dari kedua belah pihak, konflik kemungkinan akan berlanjut. By Mukroni
- Berita Terkait :
Mustafa Bargouti Peringatkan Indonesia: Menerima Pengungsi Palestina adalah Tipu Daya Israel
Kelaparan Gaza: Bencana Akibat Pendudukan Israel atau Diamnya Barat?
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Kondisi Terkini dan Langkah Menuju Perdamaian
Pembantaian Tengah Malam-Sahur: Israel Hancurkan Gaza, Darah Anak-Anak Banjiri Jalanan!
DRAMA GAZA: TRUMP BERBALIK ARAH – DARI ANCAMAN PENGUSIRAN HINGGA DIPLOMASI YANG TAK PASTI
Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel