Jakarta, Kowantaranews.com -Pada September 2025, dunia dikejutkan oleh keputusan Amerika Serikat yang menolak visa masuk bagi Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan 80 pejabat senior Palestina untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York. Langkah ini memicu eskalasi diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, mendorong PBB untuk memindahkan sesi September 2025 ke Jenewa, Swiss, dengan dukungan 154 negara anggota. Hanya AS dan Israel yang menentang, sementara Inggris memilih abstain, menandakan isolasi diplomatik Washington di panggung global.
Departemen Luar Negeri AS membenarkan penolakan visa dengan alasan “keamanan nasional,” menuduh Otoritas Palestina (PA) dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) merusak perdamaian melalui banding ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dugaan kejahatan Israel di Gaza. Juru bicara Departemen Negara, Tommy Pigott, menegaskan bahwa PA harus “menolak terorisme” dan menghentikan upaya pengakuan kenegaraan secara sepihak sebelum dianggap sebagai mitra perdamaian. Namun, para kritikus menilai ini sebagai upaya AS untuk menghambat momentum global pengakuan kenegaraan Palestina, terutama saat negara-negara seperti Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia berencana mengakui Palestina di sidang UNGA.
Keputusan AS ini dinilai melanggar Perjanjian Markas PBB 1947, yang mewajibkan negara tuan rumah memfasilitasi akses delegasi tanpa memandang hubungan bilateral. Pasal 11 dan 13 perjanjian tersebut secara eksplisit menjamin masuknya perwakilan ke markas PBB, dan pelanggaran ini dikecam oleh para ahli hukum dan diplomat internasional. Otoritas Palestina menegaskan bahwa tindakan AS bertentangan dengan hukum internasional, mengingat status mereka sebagai negara pengamat PBB sejak 2012.
Reaksi internasional sangat keras. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menyebut langkah AS “tidak adil,” menekankan hak Palestina untuk bersuara di forum global. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menegaskan bahwa sidang PBB tidak boleh dibatasi aksesnya. Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dengan 57 negara anggota mengecam AS atas “diskriminasi” dan menyerukan pencabutan keputusan tersebut. Pemungutan suara 154-2 untuk relokasi sidang mencerminkan frustrasi global terhadap sikap AS, terutama di tengah krisis kemanusiaan di Gaza, yang ditandai oleh kelaparan massal, malnutrisi anak, dan pengungsian ratusan ribu warga akibat operasi militer Israel.
Pemindahan ke Jenewa menjadi kemenangan simbolis bagi Palestina, memberikan platform bagi Abbas untuk menyerukan perlindungan internasional, pengakuan kedaulatan, dan akuntabilitas atas kejahatan perang. Sesi ini juga dapat mengaktifkan resolusi “Bersatu untuk Perdamaian,” memungkinkan tindakan kolektif seperti penempatan pasukan perlindungan PBB di Gaza atau penolakan kredensial Israel di PBB. Krisis ini, yang menggemakan pemindahan sidang 1988 setelah penolakan visa Yasser Arafat, menandai tantangan terhadap hegemoni AS dan penegasan hukum internasional. Dengan krisis kemanusiaan Gaza yang memburuk—dengan lebih dari 500.000 orang terancam kelaparan dan 132.000 anak menghadapi malnutrisi akut—sidang Jenewa menjadi momen krusial untuk menentukan masa depan multilateralisme dan penentuan nasib sendiri Palestina. By Mukroni
- Berita Terkait :
Mustafa Bargouti Peringatkan Indonesia: Menerima Pengungsi Palestina adalah Tipu Daya Israel
Kelaparan Gaza: Bencana Akibat Pendudukan Israel atau Diamnya Barat?
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Kondisi Terkini dan Langkah Menuju Perdamaian
Pembantaian Tengah Malam-Sahur: Israel Hancurkan Gaza, Darah Anak-Anak Banjiri Jalanan!
DRAMA GAZA: TRUMP BERBALIK ARAH – DARI ANCAMAN PENGUSIRAN HINGGA DIPLOMASI YANG TAK PASTI
Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel