Jakarta, Kowantaranews.com -Pada 9 Oktober 2025, dunia menyambut kabar monumental: kesepakatan tahap pertama rencana perdamaian untuk Gaza telah resmi ditandatangani, menandai langkah krusial menuju penghentian konflik berdarah yang telah berlangsung selama dua tahun. Pengumuman ini pertama kali disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melalui platform media sosialnya, Truth Social, pada malam 8 Oktober waktu AS (pagi 9 Oktober waktu Timur Tengah). Dalam pernyataannya, Trump menyebut kesepakatan ini sebagai “fase pertama dari rencana perdamaian 20 poin” yang dipimpinnya, sebuah terobosan diplomatik yang dihasilkan melalui perundingan tidak langsung di Sharm El-Sheikh, Mesir, dengan mediasi dari Qatar, Mesir, Turki, dan Amerika Serikat.
Inti Kesepakatan
Kesepakatan tahap pertama ini mencakup sejumlah poin utama yang diharapkan dapat meredakan ketegangan segera. Pertama, pembebasan sandera menjadi fokus utama. Semua sandera Israel yang masih hidup, diperkirakan sekitar 20 orang, bersama dengan jenazah yang tersisa dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, akan dibebaskan dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan mulai berlaku. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 narapidana dengan hukuman seumur hidup dan 1.700 warga Gaza yang ditahan pasca-7 Oktober 2023, termasuk semua perempuan dan anak-anak.Kedua, Israel akan menarik pasukannya secara bertahap ke garis batas yang telah disepakati, sambil mempertahankan zona penyangga keamanan di perbatasan Gaza untuk mencegah ancaman teror.
Penarikan ini akan diawasi oleh otoritas transisi internasional. Ketiga, bantuan kemanusiaan akan mengalir tanpa hambatan ke Gaza melalui PBB, Bulan Sabit Merah, dan lembaga internasional lainnya. Rafah crossing akan dibuka dua arah sesuai mekanisme kesepakatan sebelumnya pada 19 Januari 2025, memungkinkan masuknya makanan, obat-obatan, serta peralatan untuk rehabilitasi infrastruktur seperti air, listrik, dan pengelolaan limbah.Rencana 20 poin Trump juga mencakup visi jangka panjang, seperti pembentukan “Dewan Perdamaian” internasional yang dipimpinnya untuk mengawasi rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan transisi oleh komite teknokrat Palestina serta pakar internasional, tanpa keterlibatan Hamas pasca-perang. Fase pertama ini berfokus pada gencatan senjata dan pertukaran tahanan, sementara isu-isu kompleks seperti demiliterisasi dan tata kelola Gaza akan dibahas pada tahap berikutnya.
Reaksi Dunia
Reaksi terhadap kesepakatan ini datang dari berbagai penjuru dunia, mencerminkan harapan sekaligus kehati-hatian. Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai “hari yang penting bagi Israel” dan segera menggelar rapat kabinet darurat untuk menyetujui perjanjian tersebut. Ia juga mengundang Trump untuk berpidato di Knesset sebagai penghormatan atas perannya. Di Tel Aviv, keluarga sandera merayakan kabar ini dengan penuh emosi, meskipun tetap menanti kepastian pembebasan.Hamas, melalui pernyataan resminya, mengonfirmasi kesepakatan dan menekankan pentingnya akhir perang, penarikan penuh pasukan Israel, dan aliran bantuan kemanusiaan. Mereka juga menyerukan komunitas internasional untuk memastikan Israel mematuhi kewajibannya.
Mediator utama, Qatar, menyatakan bahwa “kesepakatan telah tercapai pada semua ketentuan fase pertama,” sementara Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji upaya mediasi dan bergabung dalam pengawasan internasional.Komunitas internasional memberikan respons positif. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyambut baik kesepakatan ini dan mendorong implementasi penuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan kesiapannya untuk meningkatkan bantuan kesehatan di Gaza, yang menghadapi krisis kelaparan. Pemimpin negara seperti Australia, Prancis, Inggris, Spanyol, Arab Saudi, dan India (melalui Perdana Menteri Narendra Modi) mengucapkan selamat kepada Trump atas keberhasilan diplomatik ini. Bahkan Rusia, melalui Presiden Vladimir Putin, menyampaikan reaksi positif namun dengan nada hati-hati, menekankan pentingnya stabilitas jangka panjang.
Trump vs. Thunberg: Pertukaran Sindiran Terkait Insiden Flotilla Gaza
Tantangan dan Harapan
Meski menjadi langkah maju, kesepakatan ini dianggap “terbatas dan rapuh” oleh sejumlah analis. Rincian teknis, seperti mekanisme pengawasan penarikan pasukan dan distribusi bantuan, masih menunggu pengumuman lebih lanjut dari Qatar. Isu mendasar seperti masa depan pemerintahan Gaza, nasib Hamas, dan potensi solusi dua negara tetap belum terselesaikan dan akan menjadi tantangan besar di fase berikutnya. Sejarah pelanggaran gencatan senjata, seperti serangan Israel pada Maret 2025 yang memutus gencatan sebelumnya, menambah skeptisisme terhadap implementasi di lapangan.
Konflik Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menelan lebih dari 67.000 korban jiwa, sebagian besar warga sipil, menurut laporan PBB, menjadikan kesepakatan ini sangat mendesak. Keberhasilan tahap pertama, termasuk rapat kabinet Israel dan proses pertukaran tahanan dalam 72 jam ke depan, akan menjadi ujian awal komitmen semua pihak. Trump sendiri berencana mengunjungi Timur Tengah akhir pekan ini untuk memastikan kelancaran implementasi dan membahas fase berikutnya.Kesepakatan ini, meskipun rapuh, membawa secercah harapan bagi perdamaian di wilayah yang telah lama dilanda konflik. Dengan pengawasan internasional yang ketat dan komitmen bersama, langkah awal ini bisa menjadi fondasi bagi solusi yang lebih permanen. Dunia kini menanti perkembangan selanjutnya, dengan harapan bahwa perdamaian sejati di Gaza bukan lagi sekadar mimpi. By Mukroni
Trump vs. Thunberg: Pertukaran Sindiran Terkait Insiden Flotilla Gaza
Kronologi Diplomasi Gaza: Negosiasi Perdamaian 5-6 Oktober 2025 di Mesir
Hamas di Persimpangan: Terima Proposal Damai Trump atau Hadapi Dukungan AS untuk Serangan Israel
Pencegatan Global Sumud Flotilla dan Deportasi Greta Thunberg: Krisis Kemanusiaan Gaza Memanas
Tsunami Politik Barat: Dari Benteng Israel ke Pelukan Palestina
Guncangan Diplomatik: Inggris, Australia, Kanada Akui Palestina, Israel Murka!
Hannah Einbinder Memisahkan Identitas Yahudi dari Negara Israel dalam Pidato Emmy: ‘Free Palestine’
AS vs PBB: Larangan Visa Palestina Picu Pemindahan Sidang ke Jenewa
Mustafa Bargouti Peringatkan Indonesia: Menerima Pengungsi Palestina adalah Tipu Daya Israel
Kelaparan Gaza: Bencana Akibat Pendudukan Israel atau Diamnya Barat?
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Kondisi Terkini dan Langkah Menuju Perdamaian
Pembantaian Tengah Malam-Sahur: Israel Hancurkan Gaza, Darah Anak-Anak Banjiri Jalanan!
DRAMA GAZA: TRUMP BERBALIK ARAH – DARI ANCAMAN PENGUSIRAN HINGGA DIPLOMASI YANG TAK PASTI
Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel