Jakarta, Kowantaranews.com -Pada akhir September 2025, dunia menyaksikan pergeseran geopolitik yang monumental, sebuah gelombang besar yang disebut sebagai “tsunami politik Barat” dalam mendukung kedaulatan Palestina. Untuk pertama kalinya sejak konflik Arab-Israel meletus pada 1948, sejumlah negara Barat terkemuka—yang selama ini dikenal sebagai basis tradisional pendukung Israel—berbalik arah dengan mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Gelombang ini tidak hanya mengubah lanskap politik global, tetapi juga mencerminkan panggilan nurani kemanusiaan yang dipicu oleh krisis kemanusiaan di Gaza selama dua tahun terakhir.
Puncaknya terjadi menjelang Sidang Umum PBB ke-80 di New York, di tengah Konferensi Tingkat Tinggi tentang Solusi Dua Negara yang digagas Prancis dan Arab Saudi. Pada 21 September 2025, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal secara serentak mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan langkah ini sebagai “upaya menjaga harapan perdamaian” di tengah kekerasan Gaza, sembari menolak peran Hamas dalam pemerintahan masa depan. Kanada, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Mark Carney, menambahkan komitmen untuk mendukung reformasi Otoritas Palestina (PA), termasuk pemilu demokratis pada 2026 tanpa keterlibatan Hamas.
Australia dan Portugal menegaskan dukungan mereka untuk solusi dua negara sebagai “jalan satu-satunya menuju perdamaian abadi,” seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Portugal Paulo Rangel.Sehari kemudian, pada 22 September 2025, Prancis memimpin gelombang kedua dengan pengakuan yang diumumkan Presiden Emmanuel Macron di hadapan para pemimpin dunia. Ia menyebut pengakuan ini sebagai “hak rakyat Palestina, bukan hadiah.” Empat negara Eropa kecil—Malta, Monako, Luksemburg, dan Belgia—menyusul pada hari yang sama, menambah jumlah negara Barat yang mengakui Palestina menjadi sembilan dalam seminggu. Perdana Menteri Malta Robert Abela menekankan pentingnya “satu negara, satu pemerintah, satu hukum, satu senjata” sebagai fondasi negara Palestina yang stabil. Gelombang ini melengkapi langkah tiga negara Eropa—Spanyol, Norwegia, dan Irlandia—yang telah mengakui Palestina pada 22 Mei 2024.
Guncangan Diplomatik: Inggris, Australia, Kanada Akui Palestina, Israel Murka!
Tsunami politik ini menandai perubahan paradigma luar biasa. Negara-negara Barat, termasuk anggota G7 seperti Inggris, Kanada, dan Prancis, kini bergabung dengan 157 dari 193 negara anggota PBB (81%) yang mengakui Palestina. Reaksi keras datang dari Israel, yang menyebut langkah ini sebagai “hadiah bagi terorisme” pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Amerika Serikat, di bawah Presiden Donald Trump, juga menentang keras, menyebutnya “keputusan ceroboh yang melemahkan negosiasi damai.”Perjuangan Palestina untuk pengakuan berakar pada pembentukan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada 1964, diikuti deklarasi negara pada 1988 di Aljazair, yang memicu pengakuan dari 78 negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Kesepakatan Oslo 1993 dan Inisiatif Damai Arab 2002 memperkuat konsep solusi dua negara, meski gagalnya perundingan Camp David 2000 menjadi kemunduran.
Momentum kembali bangkit pada 2012 dengan status negara pengamat PBB, diikuti pengakuan Swedia pada 2014 sebagai negara Uni Eropa pertama.Krisis Gaza, dengan lebih dari 65.000 korban jiwa dan kehancuran massal, menjadi katalis perubahan sikap Barat. Demonstrasi massal di kota-kota Eropa dan tekanan moral atas tuduhan genosida Israel mendorong gelombang pengakuan ini. Meski Palestina belum merdeka secara de facto, pengakuan ini adalah kemenangan moral dan diplomatik yang signifikan. Tantangan ke depan termasuk reformasi PA, gencatan senjata di Gaza, dan tekanan pada Israel untuk menghentikan aneksasi Tepi Barat. Dengan dukungan global yang kian meluas, harapan untuk solusi dua negara kembali menyala, membuka jalan bagi rekonstruksi Gaza dan perdamaian regional yang berkelanjutan. By Mukroni
Guncangan Diplomatik: Inggris, Australia, Kanada Akui Palestina, Israel Murka!
Hannah Einbinder Memisahkan Identitas Yahudi dari Negara Israel dalam Pidato Emmy: ‘Free Palestine’
AS vs PBB: Larangan Visa Palestina Picu Pemindahan Sidang ke Jenewa
Mustafa Bargouti Peringatkan Indonesia: Menerima Pengungsi Palestina adalah Tipu Daya Israel
Kelaparan Gaza: Bencana Akibat Pendudukan Israel atau Diamnya Barat?
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Kondisi Terkini dan Langkah Menuju Perdamaian
Pembantaian Tengah Malam-Sahur: Israel Hancurkan Gaza, Darah Anak-Anak Banjiri Jalanan!
DRAMA GAZA: TRUMP BERBALIK ARAH – DARI ANCAMAN PENGUSIRAN HINGGA DIPLOMASI YANG TAK PASTI
Gaza di Ambang Bencana: Kelaparan Massal Mengintai Akibat Blokade Israel yang Kejam
Dibungkam! Aktivis Cerdas Columbia Diculik dalam Serangan terhadap Demokrasi
Mantan Jurnalis BBC Jadi Finalis Miss Universe Great Britain untuk Advokasi Gaza
Liga Arab Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Mesir, Tantang Proposal Trump
Gencatan Senjata Hancur, Gaza Menjerit dalam Lorong Kegelapan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Solusi Nutrisi dan Kebersamaan di Sekolah
Liang Wenfeng: Jenius AI China yang Mengguncang Dunia dan Mengancam Hegemoni Teknologi AS
DOSA DAN BANJIR DAHSYAT: KETIKA NEGERI MAKMUR TENGGELAM DAN HUTAN MANGROVE BANGKIT!
Mangrove, Benteng Gaib Penahan Tsunami dan Penyelamat Umat Manusia
MANGROVE: POHON SAKTI PENJAGA BUMI DARI AMUKAN LAUTAN!
Mangrove: Pohon Ajaib yang Menyembuhkan Bumi dan Mengenyangkan Perut Manusia
Serai Wangi: Pahlawan Tak Terduga untuk Lingkungan yang Terluka!
Mangrove Indonesia: Lumbung Karbon Terbesar yang Menyelamatkan Planet!
Krisis Sputnik Baru: Deepseek Mengancam Hegemoni Teknologi Amerika
Laut Terkunci: Pagar Bambu yang Mengurung Masa Depan Nelayan
Isra Miraj: Langkah Kosmik Menuju Harmoni Multikultural
Retakan Tanah Mengintai: Perlombaan Melawan Waktu di Tengah Ancaman Longsor Pekalongan
Di Balik Obsesi Swasembada Pangan: Lingkungan dan Masyarakat yang Terlupakan
Makan Bergizi Gratis Ngebut! 82,9 Juta Pelajar Siap Disantuni di 2025!
Kemiskinan Menyusut, Tapi Jurang Kesenjangan Kian Menganga!
Jeritan Nelayan: Terjebak di Balik Tembok Laut, Rezeki Kian Terkikis
Menimbang Makna di Balik Perayaan Tahun Baru
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel