Jakarta, Kowantaranews.com -Indonesia Culture and Arts Festival (ICAF) 2024 yang diselenggarakan di Frankfurt, Jerman, pada 9 Agustus 2024, menjadi ajang penting bagi promosi budaya Indonesia di kancah internasional. Acara ini menampilkan beragam seni tradisional Indonesia, mulai dari tarian hingga musik, yang disambut antusias oleh masyarakat setempat. Diselenggarakan di Titus Forum, Nordwestzentrum, Frankfurt, ICAF 2024 berhasil memukau para tamu undangan yang hadir dengan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa.
Tarian Anoman Duta: Pembuka yang Memukau
ICAF 2024 dibuka dengan penampilan tarian Anoman Duta yang dibawakan oleh kelompok seni Wijaya Kusuma. Tarian ini mengisahkan perjalanan Anoman, tokoh dalam epik Ramayana, yang ditugasi oleh Prabu Rama, Raja Kerajaan Ayodhya, untuk menyelamatkan Dewi Shinta. Shinta diculik oleh Rahwana dan ditawan di Kerajaan Alengka. Tugas berat ini jatuh ke tangan Anoman, yang harus menyusup ke kerajaan tersebut untuk menyelamatkan Shinta.
Penampilan tarian ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengandung pesan mendalam tentang keberanian, kesetiaan, dan tekad untuk mengatasi segala rintangan demi mencapai tujuan mulia. Dengan kostum yang megah dan gerakan yang lincah, para penari berhasil menghidupkan kembali kisah legendaris ini di hadapan penonton yang penuh perhatian.
Baca juga : Kisah Inspiratif: Majusi Masuk Surga karena Menyantuni Janda Miskin
Baca juga : Ada 9 Program dalam Menangani Masalah Kemiskinan di Kabupaten Brebes yang Perlu Ditanggulangi
Menyebarkan Keindahan Budaya Indonesia
Setelah tarian Anoman Duta, rangkaian penampilan seni tradisional lainnya turut memeriahkan ICAF 2024. Tarian tor-tor dari Sumatera Utara, yang dikenal dengan gerakannya yang dinamis dan penuh semangat, serta tari enggang dari Kalimantan Timur, yang menggambarkan keindahan burung enggang dalam budaya suku Dayak Kenyah, menjadi sorotan utama acara ini.
Tak hanya itu, kesenian reog Ponorogo juga dihadirkan lengkap dengan singabarong dan dadak meraknya. Reog Ponorogo, yang sedang dalam proses dinominasikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, menambah kemegahan acara dengan penampilan yang penuh energi dan simbolisme. Musik tradisional sasando dari Nusa Tenggara Timur juga turut diperdengarkan, memperkaya suasana dengan melodi yang khas dan memikat.
Diplomasi Budaya: Membangun Jembatan Antarbangsa
Konsul Jenderal RI di Frankfurt, Antonius Yudi Triantoro, dalam pidatonya menekankan pentingnya budaya sebagai jembatan untuk membangun dialog antarbangsa. Melalui acara seperti ICAF, budaya Indonesia dapat dikenal lebih luas di panggung internasional, membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut dan memperkuat hubungan persahabatan serta kerja sama antara Indonesia dan Jerman.
Antonius Yudi menyatakan komitmen KJRI Frankfurt untuk terus memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung festival. Menurutnya, interaksi dan dialog antarbudaya telah terbukti menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan hubungan antara Indonesia dan Jerman. “Kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung festival. Semua ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antarmasyarakat melalui interaksi dan dialog antarbudaya yang telah terbukti sebagai sarana untuk mendekatkan hubungan Indonesia-Jerman yang lebih efektif,” tuturnya.
Frankfurt sebagai Pusat Budaya di Eropa
Frankfurt, dikenal sebagai salah satu kota pusat bisnis di Eropa, menjadi lokasi yang tepat untuk menggelar ICAF 2024. Kota ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat pertukaran budaya dan ekonomi, yang menjadikannya tempat ideal untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada dunia. Titus Forum di Nordwestzentrum, tempat berlangsungnya festival ini, dipenuhi oleh pengunjung yang antusias untuk menyaksikan kekayaan budaya Indonesia yang ditampilkan dalam berbagai bentuk.
ICAF 2024 bukanlah satu-satunya acara budaya yang digelar oleh KJRI Frankfurt dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Sebelumnya, pada pertengahan Juli 2024, KJRI Frankfurt juga telah menggelar Indonesia Summerfest di Metzlerpark. Festival musim panas ini tidak hanya menampilkan pertunjukan seni, tetapi juga menjadi ajang berkumpul bagi komunitas Indonesia di Frankfurt dan sekitarnya, serta warga lokal yang tertarik dengan budaya Indonesia.
Seni sebagai Jembatan Dialog Antarbangsa
Seni tradisi dan budaya Indonesia dipandang sebagai salah satu cara terbaik untuk menjadi jembatan dialog antarperadaban, antarbangsa, serta mempererat relasi satu sama lain. Hal ini diungkapkan oleh Antonius Yudi dalam sambutannya. Menurutnya, Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa dan adat istiadat, yang tumbuh serta berkembang bersama, menjadi instrumen berharga untuk membangun dialog dan memperkuat kontak antarmasyarakat kedua negara.
“Keragaman budaya adalah instrumen berharga untuk membangun dialog, memperkuat kontak antarmasyarakat kedua negara, untuk menemukan ide-ide inspiratif dan terobosan yang akhirnya mendorong kolaborasi antara masyarakat, pelaku budaya, dan Pemerintah Indonesia dan Jerman,” ujarnya.
Festival Lain: Indonesia Summerfest
Indonesia Summerfest yang diadakan di Metzlerpark pada Juli 2024 menjadi salah satu acara yang paling dinanti oleh komunitas Indonesia dan warga lokal di Frankfurt. Berlokasi di taman yang indah, festival ini menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional Indonesia, mulai dari tarian hingga orkestra gamelan. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati penampilan Grup Angklung KJRI Frankfurt yang memukau dengan keindahan dan harmoni musik tradisional Indonesia.
Festival ini semakin meriah dengan adanya bazar makanan yang menawarkan beragam kuliner khas Indonesia. Pengunjung dapat mencicipi berbagai hidangan seperti sate padang, mi ayam, siomay, dan es kopi susu gula aren yang menjadi favorit banyak orang. Festival ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan kuliner Indonesia kepada dunia, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antara komunitas Indonesia di Frankfurt dengan warga lokal.
Menggali Sejarah Hubungan Indonesia-Jerman
Hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Jerman telah berlangsung jauh sebelum adanya hubungan diplomatik resmi antara kedua negara. Salah satu tokoh penting yang menjadi duta budaya Indonesia di Jerman adalah Raden Saleh, seorang pelukis kenamaan Indonesia yang hidup pada abad ke-19. Raden Saleh, yang dikenal dengan karya-karyanya yang menggabungkan gaya seni Eropa dengan elemen-elemen budaya Indonesia, menjadi sosok penting dalam sejarah seni Jerman.
Pada 1860-an, Raden Saleh tinggal di Dresden, ibu kota Negara Bagian Sachsen, Jerman. Kehadirannya di Jerman memberikan kontribusi besar dalam memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Eropa. Hingga saat ini, karya-karya Raden Saleh masih dihargai dan menjadi bagian penting dari sejarah seni di Jerman.
Hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Jerman dimulai pada tahun 1952, namun hubungan budaya antara kedua negara telah berlangsung jauh sebelumnya. Pada tahun 2012, hubungan antara kedua negara ditingkatkan menjadi mitra strategis setelah penandatanganan dokumen German-Indonesian Joint Declaration for a Comprehensive Partnership: Shaping Globalization and Sharing Responsibility oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kanselir Angela Merkel di Jakarta.
Pada April 2016, Presiden Joko Widodo dan Merkel mempererat hubungan kedua negara dengan kesepakatan di tiga bidang utama, yaitu pendidikan vokasi (technical vocational education training), energi terbarukan (renewable energy), dan kerja sama maritim (maritime cooperation).
Harapan untuk Masa Depan
Melalui penyelenggaraan ICAF 2024 dan berbagai kegiatan budaya lainnya, KJRI Frankfurt berharap budaya Indonesia semakin dikenal di panggung internasional. Dengan semakin banyaknya masyarakat internasional yang mengenal dan menghargai budaya Indonesia, diharapkan kolaborasi serta hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jerman semakin kuat. Selain itu, acara-acara seperti ini juga membuka peluang bagi masyarakat kedua negara untuk berbagi dan belajar satu sama lain, menciptakan lebih banyak kesempatan untuk saling memahami dan bekerja sama dalam berbagai bidang.
Festival budaya seperti ICAF tidak hanya menjadi ajang untuk mempromosikan seni dan budaya, tetapi juga sebagai upaya diplomasi budaya yang mampu menjangkau masyarakat luas. Seni dan budaya memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dari berbagai latar belakang, menghilangkan batas-batas, dan membangun pemahaman yang lebih baik antara bangsa-bangsa. Dengan semangat inilah, KJRI Frankfurt terus berupaya untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, serta mempererat hubungan yang telah terjalin antara Indonesia dan Jerman.
ICAF 2024 di Frankfurt adalah bukti nyata bahwa budaya Indonesia mampu menjangkau hati dan pikiran masyarakat internasional. Dengan segala keragamannya, budaya Indonesia tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa, tetapi juga menjadi aset berharga dalam membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara lain, khususnya Jerman. Melalui acara seperti ini, semangat persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Jerman akan terus tumbuh dan berkembang, memberikan manfaat bagi kedua bangsa di masa depan. *Mukroni
Foto Kompas
- Berita Terkait :
Kisah Inspiratif: Majusi Masuk Surga karena Menyantuni Janda Miskin
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza
Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif
Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera
Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza
Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB
Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ
Chile Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Terhadap Israel di ICJ
Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza
Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina
Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu
Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol
Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah
Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah
Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut