Jakarta, Kowantaranews.com -Di masa lampau, di suatu tempat di tanah Arab, hiduplah seorang janda yang sangat miskin. Janda ini memiliki seorang anak yang masih kecil. Kemiskinan membuat hidup mereka begitu sulit sehingga janda tersebut harus berkelana dari satu tempat ke tempat lain, mencari sesuap nasi demi menghidupi dirinya dan anaknya yang yatim. Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup.
Suatu hari, janda ini melintas di sebuah masjid. Ia berharap menemukan seseorang yang mau berbaik hati memberikan sedikit bantuan. Saat itu, ia melihat seorang lelaki Muslim dan segera menghampirinya. Dengan penuh harap, ia memohon bantuan, “Wahai tuan, sudilah kiranya bermurah hati. Anakku sedang kelaparan dan aku mohon pertolongan kepada Anda.”
Lelaki Muslim tersebut memandang janda itu dengan sinis dan bertanya, “Mana buktinya kalau Anda miskin dan anak Anda seorang yatim?” Pertanyaan ini membuat janda tersebut terkejut dan bingung. Ia tidak tahu bagaimana menunjukkan bukti kemiskinannya di depan orang yang seharusnya memahami kondisi sulitnya. Karena tak mampu menjawab, ia pun pergi dengan hati yang hancur dan perut yang tetap kosong.
Tidak lama berselang, nasib mempertemukan janda tersebut dengan seorang laki-laki Majusi. Dengan harapan yang sama, ia meminta pertolongan kepada lelaki Majusi itu. Tanpa ragu sedikit pun, lelaki Majusi ini membawa janda dan anaknya ke rumahnya. Setibanya di rumah, ia memberikan mereka uang, pakaian, dan makanan. Bahkan, dengan kemurahan hati yang luar biasa, ia menawarkan mereka untuk tinggal di rumahnya.
Malam itu, lelaki Muslim yang menolak membantu janda tersebut bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat banyak orang berkerumun menghadap Rasulullah SAW, dan beliau menyambut mereka dengan senang hati. Ketika tiba gilirannya, Rasulullah menolak menyambutnya. Penuh kebingungan, lelaki itu bertanya, “Ya Rasulullah, aku juga umatmu dan aku mencintaimu.”
Rasulullah menjawab dengan tegas, “Apa buktinya kalau kamu umatku dan kamu mencintaiku?” Lelaki itu terdiam, merasa malu karena pertanyaan yang diajukan Rasulullah sama dengan yang ia lontarkan kepada janda miskin itu. Rasulullah kemudian menunjukkan sebuah gedung megah di dalam surga dan berkata, “Lihatlah ini. Seharusnya, ini milikmu. Tapi, karena engkau menolak menolong umatku dan anak yatim yang sedang kelaparan, maka tempat ini menjadi milik si orang Majusi yang telah menolongnya.”
Pada saat yang sama, si Majusi juga bermimpi. Dalam mimpinya, ia sangat bahagia karena akan diberikan tempat di dalam surga, sebuah gedung yang sangat megah. Keesokan harinya, lelaki Muslim itu terbangun dengan perasaan terkejut dan penuh penyesalan. Ia segera mencari janda tersebut dan akhirnya menemukannya di rumah orang Majusi. Dengan tergesa-gesa, ia memaksa si Majusi untuk menyerahkan janda dan anak yatim itu kepadanya.
“Serahkanlah padaku janda dan anak yatim itu. Biarlah aku yang menolongnya,” pinta lelaki Muslim itu dengan nada mendesak.
Namun, si Majusi menolak dengan tegas, “Tidak, saya tidak akan menyerahkan mereka kepadamu,” katanya. Lelaki Muslim itu terus mendesak, “Berikan saja, nanti aku beri engkau uang dinar yang sangat banyak.”
Tetapi si Majusi tetap pada pendiriannya, “Tidak, aku tidak akan menyerahkannya, kendati engkau bayar dengan gunung emas sekalipun,” jawabnya. Lelaki Muslim itu merasa kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ia kemudian mencoba alasan lain, “Tapi, engkau orang Majusi, tak pantas engkau menolong janda yang Muslim itu. Seharusnya, orang Muslim juga yang menolongnya.”
Orang Majusi itu kemudian bercerita tentang mimpinya. “Tadi malam, aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau berkata bahwa beliau akan memberikan kepadaku surga yang semula akan diberikan kepadamu. Ketahuilah bahwa pagi ini, ketika aku terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah SAW karena aku telah menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang yang mencintainya,” ujar laki-laki Majusi yang telah memeluk Islam tersebut.
Kisah yang diambil dari kitab At-Tawwabin dan Al-Kaba’ir ini mengandung banyak pelajaran berharga. Pertama, bahwa niat baik dan amal perbuatan yang tulus lebih dihargai daripada identitas agama seseorang pada saat tertentu. Kedua, sikap cepat dalam menolong orang yang membutuhkan dapat membawa berkah yang tak terduga. Ketiga, kemurnian hati dan tindakan nyata dalam menunjukkan cinta kepada sesama manusia adalah bukti sejati dari kecintaan kepada Rasulullah dan agama Islam.
Baca juga : Ada 9 Program dalam Menangani Masalah Kemiskinan di Kabupaten Brebes yang Perlu Ditanggulangi
Baca juga : Ternyata Kekayaan 4 Miliarder Indonesia Setara dengan Harta 100 Juta Orang Miskin
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa penolakan untuk membantu sesama dengan alasan yang tidak berdasar dapat menyebabkan penyesalan mendalam. Rasulullah SAW dalam mimpinya mengajarkan bahwa membantu mereka yang membutuhkan adalah kewajiban setiap umat Muslim, dan tindakan menolong tidak hanya mendatangkan pahala di dunia, tetapi juga kebahagiaan abadi di akhirat.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita bisa memilih untuk membantu atau mengabaikan orang lain. Kisah ini mengajarkan bahwa pilihan untuk membantu, bahkan ketika dilakukan oleh seseorang yang tidak seagama, tetap memiliki nilai yang tinggi di mata Tuhan. Kesediaan untuk menolong tanpa pamrih, tanpa meminta bukti atau alasan, adalah cerminan dari kemanusiaan sejati.
Orang Majusi dalam kisah ini menunjukkan bahwa meskipun ia bukan seorang Muslim pada awalnya, tindakan kebaikannya akhirnya membawa dirinya kepada Islam. Ini menunjukkan bahwa pintu hidayah selalu terbuka bagi siapa saja yang berbuat baik dan tulus dalam tindakannya. Transformasi si Majusi menjadi seorang Muslim adalah bukti bahwa amal perbuatan yang baik dapat mengubah jalan hidup seseorang menuju kebenaran.
Di akhir cerita, kita melihat bagaimana keadilan ilahi bekerja. Lelaki Muslim yang awalnya menolak untuk membantu janda dan anak yatim kehilangan pahala yang seharusnya menjadi miliknya. Sebaliknya, si Majusi yang dengan tulus menolong mendapatkan tempat di surga dan hidayah untuk memeluk Islam. Ini adalah pengingat bahwa setiap tindakan kita, baik atau buruk, memiliki konsekuensi dan balasan yang adil dari Tuhan.
Kisah ini mengajarkan bahwa dalam membantu sesama, tidak ada tempat untuk keraguan atau penolakan. Bantulah dengan sepenuh hati, dan percayalah bahwa Tuhan melihat dan menghargai setiap niat baik dan tindakan kita. Tindakan kecil yang kita anggap sepele mungkin memiliki dampak besar yang tidak kita ketahui, baik bagi kita maupun bagi orang yang kita bantu.
Dalam menjalani kehidupan ini, mari kita berusaha untuk selalu menjadi tangan yang menolong, hati yang peduli, dan manusia yang penuh kasih. Karena pada akhirnya, amal perbuatan kitalah yang akan menjadi saksi di hadapan Tuhan. Dan semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berbuat baik, kapan pun dan di mana pun kita berada.
Kisah ini juga memberikan pelajaran penting tentang rendah hati dan keikhlasan. Tindakan menolong tanpa memandang latar belakang seseorang, baik agama, suku, atau status sosial, adalah cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Lelaki Majusi yang dengan tulus menolong janda dan anak yatim tersebut menunjukkan bahwa kebaikan tidak mengenal batas dan tidak perlu alasan untuk diwujudkan.
Lebih jauh lagi, kisah ini menyoroti pentingnya introspeksi dan evaluasi diri. Lelaki Muslim yang bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan merasa malu atas tindakannya yang menolak menolong janda tersebut adalah contoh bahwa kita harus selalu mengevaluasi tindakan kita. Apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk membantu sesama? Apakah kita sudah menunjukkan cinta dan kasih sayang yang seharusnya sebagai umat Rasulullah?
Kisah ini juga mengajarkan bahwa hidayah bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Lelaki Majusi yang akhirnya memeluk Islam setelah bermimpi bertemu Rasulullah adalah bukti bahwa hidayah adalah hak prerogatif Tuhan. Kita hanya perlu membuka hati dan menunjukkan niat baik dalam setiap tindakan kita.
Sebagai penutup, mari kita renungkan pesan-pesan dalam kisah ini dan berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menolong sesama dengan tulus, tanpa pamrih, dan penuh keikhlasan adalah nilai-nilai yang harus kita pegang teguh. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu siap menolong tanpa memandang latar belakang, dan yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan melalui amal perbuatan baik kita. *Mukroni
Sumber goriau.com
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza
Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif
Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera
Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza
Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB
Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ
Chile Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Terhadap Israel di ICJ
Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza
Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina
Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu
Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol
Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah
Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah
Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut